Belum ditemukan dokumen resmi tentang asal-muasal kata desa PUSAR, banyak pendapat yang mengatakan bahwa asal mula penamaan PUSAR besumber dari adanya pusaran air sungai yang terdapat di arah hulu desa, konon dulunya pusaran air tersebut pada waktu tertentu sering menjadi jebakan bagi para pelintas yang menggunakan rakit ataupun perahu dalam mengarungi Sungai Ogan. Pada masa lalu Sungai Ogan merupakan jalur transportasi niaga yang dipergunakan menuju sungai Musi di Palembang. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa asal kata PUSAR berasal dari kata PUSAKH yang berumber dari kata MUSAKH yakni sebuah teknik kuno yang dipergunakan dalam membuat api. Teknik ini adalah teknik menggosokkan bahan daun/rumput/ dengan ranting kering ke karang atau batu.
Namun bila dicermati dari kebiasaan masyarakat dalam menuturkan kata, dalam bahasa sehari-hari penduduk PUSAR menyebut desa mereka sebagai PUSAKH yang lebih dekat ke MUSAKH, daripada kata PUSAR yang bersumber dari kata PUSARAN AIR yang dituturkan dalam bahasa lokal adalah PUSUNGAN.
Berasal dari penelusuran sejarah, didepan masjid Al-Maghfiroh Desa Pusar terdapat monumen yang dibangun pada tahun 1986 yang memuat nama-nama pamong yang disebut KERIO yang pernah memerintah Desa Pusar yakni:
- SAITUN 1811-1832
- M.MUSA 1832-1849
- HALIM 1849-1861
- H. KUSIM 1861-1897
- MAT RAMSA 1897-1928
- HASANUDDIN 1928-1946
- UMARGANI 1946-1969
- H. KHOLIDI 1969-1984
Kemudian dilanjutkan oleh sebutan jabatan Kepala Desa yakni:
- EMRONI UH 1984-1998
- SYAMSUDDIN 1998-2001 (Pjs)
- SYAFARUDDIN 2001-2007
- RIDWAN 2007 (Pjs)
- SYAFARUDDIN 2007-20013
- SYAFARUDDIN 2013-2014 (Pj)
- A. SYUKRI 2014-2020
- MAHROMI 2020 (Pj)
- ZAINUDDIN (2020-sekarang)//.